Si Pencemas

Setelah kelulusan, si pencemas ini jadi merenung tiap malam. Mau jadi apa selanjutnya? Bisa apa 5 tahun lagi? Entah ingin bekerja dulu atau ingin sekolah lagi. Keinginan-keinginan itu seperti menghantui setiap malam. 

Kegiatan si pencemas ini tiap malam tidak jauh-jauh dari memikirkan masa depan yang rasa-rasanya untuk mewujudkannya punya probabilitas yang kecil. Malam-malam galau ini biasanya berujung berkirim pesan dengan salah seorang teman, bercerita tentang jadi apa mereka 5 tahun kedepan.

Salah satu teman menuturkan. Jika salah satu pintu tertutup, maka itu bukan untukmu. Cari pintu-pintu lainnya. Pasti ada satu untukmu.

Salah satu kutipan yang saya baca isinya, diantara semua pilihan, pilihlah jadi bahagia.

Tapi si pencemas ini takut sekali. Jika nanti, 5 tahun lagi dia menyesal tidak melakukan apa-apa di tahun lalu agar menjadi apa-apa yang dia inginkan di tahun berikutnya. Takut jika nanti malah jadi mengecewakan diri sendiri dan orang sekitar. 

Si pencemas berujung tidak tidur semalaman.

Komentar